Selasa, 19 Januari 2016

ANAK CERDAS, PAPAH MAMAH PUN PUAS



Lihatlah, betapa anak-anak zaman sekarang ‘berbeda’ dalam segala hal dengan kita ketika kecil dulu. Ya, dahulu kita –orangtua sekarang- saat kecil tidak mengalami smartphone, sedangkan sekarang siapapun bisa menikmatinya; orangtua, orang dewasa, para remaja, dan anak-anak. Dahulu, sewaktu kecil kita hanya sebatas menikmati permainan alam manual semisal Boi-boian, Congklak, Egrang, Engklek, Gatrik, Layangan, Karet, Kelereng, Petak Umpet, dan Slodor. Sekarang? Sekarang permainan tersebut di atas sudah tak lazim dimainkan, setidaknya langka. Mereka lebih asik masyuk menikmati game-game canggih dari layar pintar semisal Angry Birds, Five Nights at Freddy’s, Plants vs Zombies, Metal Slug Defense, Racoon Rising, Naughty Kitties, Real Racing, Happy Street, Despicable Me, Stack Rabbit, Papa Pear Saga, dan lain-lain.
Peralihan masa di atas tentu fenomena yang wajar. Setip zaman akan mengenang masanya masing-masing. Setiap generasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan lainnya, termasuk di dalamnya pola asuh dan perkembangan anak itu sendiri. Pola asuh atau pola interaksi zaman dahulu, yang di dalamnya belum merebak –bahkan belum muncul- smartphone, tidaklah sama dengan pola asuh kekinian. Namun, kesemua itu, setiap orangtua pasti menginginkan anaknya berkembang dengan baik dan menjadi manusia yang berguna. Karena pada dasarnya, anak adalah sebuah amanat dari Sang Pencipta. Keberadaannya di dunia bertujuan untuk memberi orangtuanya peran sekaligus tanggung jawab. Pola asuh dan pengajaran yang ditransfer orangtua kepada anaknya akan membentuk sikap, karakter dan kepribadian anak. Baik akan menumbuhkan kebaikan, pola asuh buruk juga akan membuahkan karakter buruk pula. Sebuah ungkapan populer berbunyi setiap anak terlahir dalam keadaan fitroh (suci), tergantung orangtua sebagai pendidik akan menjadikannya berjalan di rel utara atau berkelana di rel selatan. Bi*anku.com juga menuturkan demikian, bahwa Setiap anak yang dilahirkan ke dunia, datang dalam keadaan suci, polos dan tidak tahu apa-apa, bak sebuah kertas putih yang bersih. Anak-anak yang baru saja dilahirkan belum dibekali kemampuan apa-apa selain kemampuan motorik untuk membuka kedua matanya dan menerima rangsangan dari luar, seperti sentuhan, ciuman, tiupan dan lain sebagainya. Adalah tugas orangtua dalam mengenalkan anak pada banyak hal dan memberikan pendidikan baru agar bisa belajar dengan lebih baik sehingga mereka menjadi serba tahu. Maka tidaklah heran jika pepatah mengatakan ‘buah takkan jatuh jauh dari pohonnya’.
Pola asuh atau pola interaksi menurut hemat penulis adalah suatu sistem yang diterapkan dalam menjaga, merawat dan mendidik seorang anak yang bersifat relatif konsisten dari­ waktu ke waktu. Metode pola asuh atau pola interaksi, dewasa ini sangatlah banyak dan menawarkan beragam inovasi serta variasi. Salah satunya adalah pola asuh otoritatif, pola asuh yang saat ini penulis idam-idamkan. Orangtua otoritatif yaitu orangtua yang memberikan kebebasan kepada anak namun tetap dalam koridor bimbingan dan pengarahan kepadanya.  Orangtua otoritatif akan lebih memberikan pengertian dan arahan terhadap apa yang dilakukan anak katimbang melarang, menjudge, apalagi membanding-bandingkan. Orangtua bersikap objektif dan lebih sering berdialog dengan anak termasuk dalam membuat kesepakatan keluarga. Orangtua akan menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan lebih terbuka. Serta akan lebih bersikap hangat dan penuh kasih sayang kepada anak. Maka, pada perkembangannya anak akan tumbuh cerdas dan membuat papah mamahnya puas. Contoh riil metode di atas antara lain memberikan tanggung jawab, kepercayaan, dan kesempatan kepada anak untuk berusaha mandiri  dan melibatkannya dalam aktivitas sehari-hari, semisal membantu merapikan mainan sehabis ia bermain, menyiapkan buku sekolah, bermain gadget, dan contoh lainnya. Hal tersebut konon akan menumbuhkan perasaan bahwa dia merasa bisa dan –yang lebih penting- juga untuk melatih kemandirian anak. Tentu dampak yang ditimbulkan dari pola asuh di atas membuat anak cerdas dan papah mamahnya puas.
Namun, perkembangan teknologi khusus di bidang gadget sedikit banyak menstreskan orangtua. Gadget dengan segala kecanggihan fitur yang menyertainya di samping menarik hati orangtua dan kawula remaja, kini merambah pada rasa kepincut anak-anak. Sebagian orangtua menganggap hal ini mengkhawatirkan. Sebagian yang lain menganggapnya wajar. Namun, penulis tegaskan bahwa kedua anggapan di atas tidak perlu dibesar-besarkan, karena baik yang khawatir maupun yang menganggapnya wajar, akan memunculkan variasi-variasi jawaban. Dan jawaban dari optimisme barusan adalah produk Acer Liquid Z320 dengan beragam varian konstruktifnya.
Dituturkan dari tre*te*no.com, Acer Liquid Z320 muncul dengan dibekali mode ‘Fitur Kids Center’. Sebuah mode yang berisi fitur penjawab kekhawatiran orangtua terhadap bahaya gadget terhadap perkembangan anak. Fitur dalam mode canggih ini bisa diatur sesuka selera oleh orangtua. Mode ini bisa diaktifkan kapanpun dan dilindungi oleh password, sehingga terjaga dari kecerobohan anak-anak dan memudahkan realisasi pola asuh otoritatif dengan memberinya tanggung jawab, kepercayaan, dan kesempatan dalam bermain gadget. Fitur ini, menurut pihak Acer, bertujuan agar anak-anak hanya bisa mengakses konten, aplikasi, game, dan web yang sesuai dengan usia mereka. Tentu dengan adanya fitur ini anak-anak terlindungi dan terhindar dari konten-konten berbahaya. Hebat, kan?
Pada dasarnya mode fitur kids center ini memiliki ribuan konten. Namun, secara umum terbagi menjadi empat (4):
a.       Save Environment. Save Environment berguna mengatur radiasi karena pengaruh smartphone agar tidak terlalu tinggi. Layar Acer Liquid Z320 pun cukup ramah untuk mata karena terdapat aplikasi Blue Light Shield; Sebuah aplikasi pengontrol banyak sedikitnya cahaya biru yang muncul pada layar ponsel.
b.      Controlled Browsing. Controlled Browsing berfungsi mencegah anak mengakses situs-situs berbahaya dan tidak sesuai dengan usianya.
c.       Content video dan game khusus anak. Konten yang berisi varian video dan game kekinian yang relevan dengan usia anak.
d.      Fitur Creativity. Fitur Creativity merupakan aplikasi canggih untuk mengasah kreativitas anak semisal mewarnai dan menggambar.
Menurut de*ik.com, Acer Liquid Z320 diklaim sebagai ponsel sederhana namun berperforma prima dan amat fungsional. Acer Liquid Z320 juga merupakan ponsel pintar dengan misi konstruktif dan turut mencerdaskan anak bangsa. Lalu, alasan apalagi Anda tidak segera memilikinya.
Brebes, 19 Januari 2016